-----
Selasa, 22 April 2025
UMAM Sosialisasi di
Unismuh Makassar, Tawarkan 250 Beasiswa Doktoral
MAKASSAR, (PEDOMAN KARYA).
Universiti Muhammadiyah Malaysia (UMAM) terus memperluas kontribusinya dalam
penguatan kapasitas akademik calon mahasiswa doktoral melalui program “Pre-PhD
Coaching dan Pelatihan Publikasi Jurnal Internasional” yang digelar di
Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar, 22–23 April 2025.
Kegiatan ini dirancang sebagai bentuk
pendampingan akademik intensif bagi para kandidat PhD, sekaligus memperkenalkan
metodologi penulisan ilmiah yang sesuai dengan standar publikasi internasional.
Sebanyak 60 peserta yang merupakan calon
mahasiswa PhD di UMAM turut ambil bagian dalam program ini. Mereka berasal dari
berbagai perguruan tinggi Muhammadiyah dan mitra di Indonesia, di antaranya:
Unismuh Makassar, Universitas Muhammadiyah Bone, Universitas Muhammadiyah
Enrekang, Universitas Muhammadiyah Barru, Universitas Muhammadiyah Gorontalo,
Universitas Muhammadiyah Sinjai, IAIM Sinjai, Universitas Muhammadiyah
Tangerang, Universitas Hasanuddin, Universitas Lancang Kuning, Politeknik
Unisma Malang, serta STKIP Gotong Royong Masohi.
Acara ini menghadirkan narasumber utama dari UMAM Prof. Emeritus Dr. Rushami Zien Yusoff, dan Assoc. Prof. Dr. Dwi Santoso PhD. Keduanya membawakan materi terkait penyusunan proposal disertasi, strategi publikasi jurnal internasional, hingga kiat menghadapi proses editorial di jurnal bereputasi.
Rektor Unismuh Makassar dan para Wakil
Rektor Unismuh Makassar turut menghadiri sosialisasi dan promosi Program
Doktoral UMAM.
Ketua Panitia, yang juga Wakil Rektor I
Unismuh Makassar Prof Andi Sukri Syamsuri mengungkapkan bahwa program ini
sejalan dengan visi internasionalisasi Unismuh menuju kampus riset yang
bereputasi global.
Momentum akademik ini juga dimanfaatkan
untuk memperkuat jejaring kelembagaan antarperguruan tinggi Muhammadiyah. Dalam
kesempatan yang sama, dilakukan penandatanganan Memorandum of Understanding
(MoU) dan Memorandum of Agreement (MoA) antara Unismuh Makassar dengan UMAM,
serta antara Unismuh Makassar dan Universitas Muhammadiyah Gorontalo.
Unismuh juga berperan sebagai fasilitator
penandatanganan kerja sama antara UMAM dengan Universitas Muhammadiyah
Gorontalo serta Universitas Muhammadiyah Sinjai, sebagai bagian dari upaya
mempererat kolaborasi riset dan pengembangan sumber daya dosen.
Siapkan 250 Kuota Beasiswa
Perwakilan Universitas Muhammadiyah
Malaysia (UMAM), Dwi Santoso PhD, menyampaikan apresiasi mendalam atas sambutan
hangat yang diberikan Universitas Muhammadiyah Makassar dalam penyelenggaraan
Pre-PhD Coaching.
Dalam sambutannya, Dwi Santoso juga
mengungkapkan bahwa program kali ini diikuti oleh jumlah peserta terbanyak
sepanjang sejarah pelatihan, yakni mencapai 60 orang dari berbagai perguruan
tinggi Muhammadiyah di Sulawesi.
“Kami merasa sangat terhormat bisa berada
di Makassar dan melihat antusiasme yang tinggi dari para peserta. Ini adalah
jumlah peserta terbanyak yang pernah kami tangani,” ujar Dwi di hadapan para
peserta dan pimpinan perguruan tinggi.
Sejumlah kampus yang mengirimkan
delegasinya antara lain Universitas Muhammadiyah Makassar, Universitas
Muhammadiyah Sinjai, Universitas Muhammadiyah Buton, hingga STKIP Muhammadiyah
Bone dan Majene.
Dalam suasana penuh kehangatan, Dwi juga
menyampaikan harapannya agar para peserta dapat mengikuti seluruh sesi secara
tuntas dan mampu merancang proposal riset doktoralnya dalam dua hari pelatihan.
“Apakah mungkin membuat proposal dalam dua
hari? Insya Allah, tidak ada yang tidak mungkin. Kami hadir untuk membantu,”
ujar Dwi seraya memperkenalkan Prof. Rusaimi dan tim dari UMAM yang akan
mendampingi para peserta selama pelatihan berlangsung.
Lebih jauh, Dwi Santoso menjelaskan bahwa
UMAM saat ini membuka kuota 250 beasiswa penuh untuk program doktoral, termasuk
pembebasan biaya kuliah selama tiga tahun. Beasiswa ini merupakan hasil kerja
sama antara UMAM dan Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah, dengan dukungan dari
Ketua PP Muhammadiyah Prof. Irwan Akib.
Hingga pertengahan April 2025, tercatat 87
peserta telah melengkapi seluruh dokumen pendaftaran, sementara 102 lainnya
tengah dalam proses finalisasi.
“Bagi Bapak-Ibu yang ingin mendapatkan
beasiswa, jangan tunda. Segera daftar melalui online admission UMAM setelah
pelatihan ini selesai. Kuota tersisa sangat terbatas,” tegas Dwi Santoso.
Dalam kesempatan tersebut, Dwi juga
menyampaikan kabar gembira terkait kebijakan terbaru dari Malaysian
Qualifications Agency (MQA), yang menghapus kewajiban penguasaan bahasa Inggris
sebagai syarat masuk program doktoral.
Mahasiswa kini diperbolehkan menulis
disertasi dalam bahasa Melayu, langkah yang diambil setelah UMAM mengajukan
keberatan atas hambatan linguistik yang dihadapi pelamar dari Indonesia.
“Selama ini, bahasa Inggris menjadi
penghalang besar bagi banyak dosen di Indonesia. Kini, dengan kebijakan baru
ini, kami harap lebih banyak yang bisa melanjutkan studi,” tambahnya.
Sebagai penutup, Dwi Santoso menekankan
bahwa sertifikat Pre-PhD Coaching akan menjadi salah satu syarat utama untuk
memperoleh beasiswa. Oleh karena itu, kehadiran penuh selama seluruh rangkaian
pelatihan menjadi mutlak.
“Biasiswa ini tidak datang setiap saat.
Jadi manfaatkanlah kesempatan ini dengan sebaik-baiknya,” pungkas.
Kejelasan Arah dan
Tujuan
Dalam sambutannya, Rektor Unismuh Makassar
Dr Abdul Rakhim Nanda menyampaikan bahwa program ini merupakan bagian dari
komitmen bersama untuk meningkatkan kapasitas akademik dosen-dosen muda di
lingkungan Muhammadiyah.
“Universitas Muhammadiyah Makassar hanya
berperan sebagai tuan rumah. Untuk pertanyaan teknis mengenai perkuliahan,
mekanisme pendaftaran, dan proses akademik lainnya, kami persilakan langsung
kepada pihak UMAM,” ujar Rektor.
Ia menegaskan bahwa keikutsertaan dosen
Unismuh dalam program ini merupakan langkah strategis yang patut didorong dan
difasilitasi secara maksimal.
Salah satu hal yang menjadi penekanan
Rektor adalah pentingnya kejelasan arah dan tujuan akademik bagi para peserta.
Ia mengingatkan agar proses meraih gelar doktor bukan hanya sebatas formalitas,
melainkan harus ditopang oleh niat yang jelas dan konsisten dalam pengabdian
keilmuan.
“Kalau cita-cita kita jelas, maka doa dan upaya kita pun akan lebih terarah. Maka pastikan sejak dini, untuk apa dan kemana gelar PhD itu akan diarahkan,” ujarnya seraya menutup sambutan dengan harapan agar kegiatan ini menghasilkan manfaat konkret bagi pengembangan mutu dosen dan institusi. (zak)