Umat Islam Bagaikan Buih di Atas Air Bah Imperialisme Modern

Jika mayoritas muslim cerdas, memiliki kulitas SDM, maka mereka pasti bisa membaca politik. Bahwa dengan menerima uang caleg, dan calon Kepala Daerah, berarti membiarkan calon pejabat publik melakukan korupsi untuk mengembalikan modalnya. Akibatnya pejabat publik terpaksa menggadaikan iman dan integritasnya, agar dapat mengembalikan modal dan utang politik. 


------

PEDOMAN KARYA 

Kamis, 03 April 2025


Umat Islam Bagaikan Buih di Atas Air Bah Imperialisme Modern



Oleh : Achmad Ramli Karim

(Pemerhati Politik & Pendidikan) 


Hadits Tsauban r.a. Maula (mantan hamba sahaya) Rasulullah Saw, dari Rasulullah SAW:

"Suatu masa nanti, bangsa-bangsa akan memperebutkan kalian seperti orang-orang yang sedang makan yang memperebutkan makanan di atas nampan". Kemudian ada sahabat yang bertanya: "Apakah saat itu kita (kaum Muslimin) berjumlah sedikit [sehingga bisa mengalami kondisi seperti itu]?". Rasulullah Saw menjawab: "Sebaliknya, jumlah kalian saat itu banyak, namun kalian hanyalah bak buih di atas air bah [yang dengan mudah dihanyutkan ke sana ke mari]. Dan Allah SWT akan mencabut rasa takut dari dalam diri musuh-musuh kalian terhadap kalian, sementara Dia meletakkan penyakit wahn dalam hati kalian." Ada sahabat yang bertanya lagi: "Wahai Rasulullah Saw, apakah wahn itu?" beliau menjawab: "Cinta dunia dan takut mati."

Dr. Umar Sulaiman al Asygar dalam buku Ensiklopedia Kiamat menjelaskan hadits menggambarkan kehancuran kondisi umat Islam pada akhir zaman meski jumlahnya banyak. Jumlah tersebut tidak ada gunanya karena umat Islam disebut lemah hingga kuantitasnya tidak bermanfaat.

Kondisi yang digambarkan dalam hadits Rasulullah SAW tersebut sudah terjadi, jika kita amati percaturan politik globalisasi dan pergerakan imperialisme modern. Dimana kaum (bangsa) kapitalis (yahudi dan komunis) yang didukung oleh sekte sekuler dan Islamophobia, telah memperebutkan wilayah mayoritas umat muslim guna membagi dan menguasai SDA bangsanya. Hal ini juga disebabkan karena umat islam sudah lemah dalam berjuang dan berjihat, sehingga bagaikan buih yang terombang ambing dilautan politik imperialisme modern. 

Kalimat "bangsa-bangsa akan memperebutkan kalian seperti orang-orang yang sedang makan yang memperebutkan makanan di atas nampan". Hal ini mengandung makna bahwa umat islam selain diperebutkan sebagai objek pemasaran prodak, juga bisa diartikan bangsa-bangsa (kaum kapitalis) ibarat sedang makan, akan menghabisi umat islam ibarat menghabisi makanan diatas nampan. Hal ini mungkin saja dilakukan, guna memperebutkan dan menguasai sumber daya alam bangsanya (sumber makanan bagi kaum kapitalis). 

Umat Islam lemah, karena (1) Dilemahkan oleh kaum sekuler dan islamophobia, melalui politik adu domba oleh kaum imperialisme (pecah belah & kuasai); (2) Umat islam tidak bisa disatukan dan memudahkan diadu domba, karena terbentuk dalam berbagai kelompok pranata sosial. 

(3) Umat islam pada umumnya memiliki kualitas SDM yang rendah dan buta politik. Kurang berkembangnya SDM masyarakat di pedesaan yang mayoritas muslim, menyebabkan ketergantungan pada pihak pemilik modal (kapitalis), (4) Umat islam mayoritas memiliki tatap hidup, pada kategori papan menengah ke bawaslu (mislin), karena rendahnya mutu sumber daya dan kompetensi yang dimilikinya. Sehingga mudah ditaklukkan dan dikuasai melalui pendekatan ekonomi dan bantuan sosial. 

(5) Kebanyakan pemimpin dari kaum muslim tidak miliki sifat jujur, keikhlasan dan sifat amanah. Sehingga iman dan integritasnya, mudah dibeli (tergadaikan) dengan politik kepentingan kaum kapitalis.

Hal yang paling menonjol bagi umat muslim, adalah kurang berkembangnya SDM masyarakat di pedesaan yang mayoritas muslim. Apa saja manfaat dari pengembangan SDM?

Manfaat pengembangan SDM bagi umat, yaitu untuk (1) Pengembangan Karier dan Keterampilan, (2) Meningkatkan profesionalisme dan Kepuasan Kerja, (3) Memperluas Jaringan dan Koneksi, (4) Meningkatkan Pengakuan atas Kemampuan, (5) Mempersiapkan Diri untuk Perubahan di Masa Depan (perubahan pola pikir).

Akibatnya mereka memiliki ketergantungan pada orang lain yang memiliki modal usaha/kerja sebagai tenaga kerja kasar, pembantu rumah tangga, tukan kebun, buruh, TKA, dsb.

Demikian juga ketergantungan pada bantua seperti Bansos dan money politik. Jika mayoritas muslim cerdas, memiliki kulitas SDM, maka mereka pasti bisa membaca politik. Bahwa dengan menerima uang caleg, dan calon Kepala Daerah, berarti membiarkan calon pejabat publik melakukan korupsi untuk mengembalikan modalnya. Akibatnya pejabat publik terpaksa menggadaikan iman dan integritasnya, agar dapat mengembalikan modal dan utang politik. 

Integritas memiliki tiga nilai inti, yaitu jujur, bertanggung jawab, dan disiplin. Ketiga nilai ini merupakan komponen integritas yang dirumuskan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). 

Penjelasan nilai integritas. Pertama, jujur: Lurus hati, tidak berbohong, dan tidak curang. Kedua, bertanggung jawab: Siap menanggung akibat perbuatan yang dilakukan. Ketiga, disiplin: Taat terhadap peraturan, baik yang tertulis maupun tidak tertulis.

Selain nilai inti, integritas juga memiliki nilai etos kerja dan sikap. Nilai etos kerja: Mandiri, kerja keras, dan sederhana. Nilai sikap: Berani, peduli, dan adil.

Integritas adalah sikap, perilaku, dan pikiran yang menciptakan kepercayaan dan reputasi. Integritas juga merupakan kekuatan moral yang terbukti tetap benar di tengah godaan. 

Orang yang memiliki integritas akan menunjukkan karakter positif, seperti (1) Jujur, tulus, dan dapat dipercaya, (2) Bertindak transparan dan konsisten, (3) Menjaga martabat dan tidak melakukan perbuatan tercela, (4) Menepati janji-janji, bahkan ketika merugikan diri sendiri, (5) Tetap setia kepada komitmen, bahkan ketika itu tidak nyaman. 

Imperialisme modern adalah politik luar negeri yang dilakukan oleh negara-negara maju untuk menguasai ekonomi dan memperluas wilayah jajahan. Politik imperialisme modern menjadikan daerah jajahan sebagai wilayah penyuplai bahan baku dan pemasaran hasil industri. Imperialisme modern berlangsung setelah revolusi industri pada abad ke-19 sampai akhir Perang Dunia II. 

Imperialisme modern dilakukan dengan cara mengeksploitasi sumber daya alam dan tenaga kerja di daerah jajahan. Imperialisme modern membuat beberapa wilayah jajahan menderita, sedangkan bangsa yang menguasai sangat diuntungkan. Contoh imperialisme modern di Indonesia, seperti; (1) Politik Devide et Impera (politik pecah belah), pemerintah Hindia Belanda, (2) Penduduk asli tetap dibiarkan mengalami kemunduran dan Orang Belanda merasa lebih tinggi daripada orang Indonesia. 

Dampak positif dari imprealisne modern adalah  kemajuan pembangunan dan teknologi bidang pendidikan dan kesehatan. Namun juga membawa dampak negatif yang signifikan dari imperialisme modern tersebut. Yaitu terjadinya perubahan sistem politik pemerintahan yang dikendalikan oleh pemilik modal (pinjaman), matinya sistem ekonomi tradisional milik rakyat digantikan oleh sistem modern milik kaum kapitalis. Terjadinya ketergantungan hidup penguasa dan rakyat pada kepentingan pemilik modal (kapitalis).

Sifat jujur, keikhlasan, dan integritas seorang umat muslim, adalah landasan amanah dan syarat mutlak datangnya Rahmat Allah SWT. Peliharalah sifat jujur, keikhlasan serta integritasmu, untuk mendapatkan rahmat-Nya.


Makassar, 02 April 2025

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama