UTBK di Unhas Diikuti 16 Peserta Disabilitas

PESERTA DISABILITAS. Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT) 2025 di Unhas Makassar diikuti sebanyak 16 orang peserta disabilitas (keterbatasan fisik) dari 21.813 peserta UTBK SNBT secara keseluruhan. (Foto: Humas Unhas)

 

-----

Selasa, 29 April 2025

 

UTBK di Unhas Diikuti 16 Peserta Disabilitas

 

MAKASSAR, (PEDOMAN KARYA). Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT) 2025 di Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar diikuti sebanyak 16 orang peserta disabilitas (keterbatasan fisik) dari 21.813 peserta UTBK SNBT secara keseluruhan.

Kepada peserta disabilitas tersebut, panitia memberikan layanan khusus dengan mempersiapkan Laboratorium Komputer Fakultas Hukum yang memiliki aksesibilitas tinggi, termasuk komputer bersuara untuk peserta dengan kendala penglihatan (low vision), relawan pendamping mobilitas, dan penerjemah bagi peserta tuli.

“Tahun ini pertama kalinya Unhas menyiapkan layanan khusus untuk peserta disabilitas dalam UTBK,” ungkap Kepala Pusat Disabilitas (PUSDIS) Unhas, Dr Ishak Salim, kepada wartawan, di Kampus Unhas Tamalanrea, Makassar, Senin, 28 April 2025.

Dia menjelaskan, salah satunya aturan pusat mewajibkan peserta melepas alat bantu pendengaran selama ujian. Alat bantu dengar bukan headset, tapi alat medis yang membantu fungsi dasar mereka.

“Ini aturan yang belum sepenuhnya mempertimbangkan hak disabilitas. Kami ingin peserta merasa siap, bukan hanya secara akademis, tapi juga mental,” kata Ishak.

Sebagai salah satu pelaksana UTBK, Unhas menghadirkan layanan optimal bagi peserta disabilitas melalui kolaborasi intensif antara panitia lokal, PUSDIS Unhas, dan tim pusat di Jakarta. 

Dari 16 peserta disabilitas tersebut, sebanyak 10 peserta disabilitas sensorik pendengaran (Tuli), 1 peserta dengan low vision, dan 5 peserta disabilitas fisik mengikuti ujian dengan jadwal tersebar selama 10 hari.

PUSDIS Unhas juga memberikan pembekalan intensif, termasuk pelatihan penggunaan teknologi asisten seperti NVDA atau NonVisual Desktop Access untuk peserta low vision dan bimbingan oleh mahasiswa Tuli Unhas.

Kendala yang dihadapi di lapangan umumnya berawal dari proses pendaftaran. Beberapa peserta disabilitas tidak mencentang kolom kedisabilitasan saat pendaftaran, sehingga tidak terdeteksi sejak awal. Meskipun demikian, hal ini tidak mengurangi kesempatan untuk tetap ikut ujian. Relawan PUSDIS Unhas turun tangan mendampingi.

 

Jalur Afirmasi Disabilitas

Selain jalur UTBK SNBT, Unhas membuka Jalur Afirmasi Disabilitas untuk calon mahasiswa dari kelompok rentan. Tahun ini, kuota afirmasi disiapkan untuk 10 mahasiswa disabilitas.

Hal ini menunjukkan komitmen Unhas untuk memberikan peluang dan kesempatan lebih luas, bukan sekadar memenuhi kuota, tapi memastikan mereka bisa berkembang di lingkungan kampus.

Pelaksanaan UTBK SNBT di Unhas memberikan banyak refleksi. Beberapa isu yang menjadi perhatian adalah sinkronisasi data peserta dan fleksibilitas aturan. Perbaikan berkelanjutan akan terus dihadirkan untuk menciptakan Unhas sebagai ekosistem yang adil dan inklusif. (kia)

 


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama